Senin, 06 Agustus 2012

Oretanku>> Aishiteru, Ryota-----chapter 1


Title : Aishiteru, Ryota !!

Author : keroro_el

Genre : sad, romance, friendship (terserah! dinilai menurut pembaca *haha)

Main cast :
  • Ayaka Kikuchi
  • Ryota Hanamura
  • Aresh
  • Sera
  • The Other cast

*Note : This story is my work.Tidak ada plagiat diantara kita *Hateplagiators


happy reading... :)
_____________________

Aresh dan Aya.
Kami adalah couple charming-nya kampus. Pacarku adalah si selebriti Mr.Perfect yang tampangnya mirip sama Louis Tomlinson-nya boyband asal Inggris-Irlandia itu lho! Tau nggak? (yaahh!! Pada nggak tau) One Direction itu lho!. Dan aku si Miss.Fashionable-nya kampus. Kata orang-orang sih aku cantik kaya boneka barbie. Oh ya, aku berdarah campuran, ayahku orang jepang dan ibuku Indonesia. Jadi sah-sah aja kalo aku punya mata belo, hidung bangir dan bibir mungil pink ini. Kata sahabatku Sera, setelah kami jadian. Kami adalah hot news-nya kampus. Berita terjalinnya kasih antara aku dan Aresh sudah tersebar saat hari pertama kami jadian. Satu orang dikampus dan mungkin tikus got sama semut pohon udah pada tau kalo kami pacaran. Sampai suatu hari….

“Ay… aku rasa hubungan kita nggak bisa diterusin lagi,” ucap Aresh saat kami sedang dinner untuk merayakan bulan kedua kami jadian yang menurutku terdengar bagaikan sambaran petir. Aku berhenti memotong steakku, menatapnya dengan mata melotot dan mulut sedikit ternganga. Aku berharap ada raut wajah bercanda disana. Tapi tidak, ini adalah wajah serius Aresh yang juga terlihat sewaktu dia menyatakan cintanya padaku. Aresh meletakkan pisau dan garpunya. Wajahnya terlihat serba salah melihat ekspresiku.
“Ay… I think, we are no match,” nada suaranya melemah, lebih terdengar seperti berbisik.
Aku menghempaskan pisau dan garpuku, bersender kekursi yang sedang kududuki saat ini dengan posisi melipat tangan. Aku membuang muka kearah jendela kaca besar yang menampakkan gedung-gedung pencakar langit Jakarta yang gemerlap.
“Ay!,” panggilnya.
Aku kembali menatapnya dengan menaikkan kedua alisku, meminta penjelasan. Nggak fair banget kalo putus nggak pake alasan.
“Aku… aku…. saturated(jenuh),” jawabnya sudah payah.
Aku terlongo. What? What he said? Saturated? Bullshit!
“Ay… I'm not a good guy for you. You can be happy, but not with me,” tambahnya dengan mata kelabunya yang berusaha meyakinkanku.
Are you kidding me? Mr.Perfect punya alasan buat putus semurahan ini? Kualitas pasar obral banget ni cowok. Alasan yang lain kek. Udah punya gebetan yang baru atau apa gitu? Yang berkualitas dikit dong!
Aku angkat bahu “So, we just broke off this relationship, right?” ucapku enteng dan sukses membuat Aresh kebingungan. Satu hal yang perlu Aresh tanam didalam otaknya. Aku bukan tipe cewek yang cinta mati sama pacar, yang pada saat diputusin mohon-mohon supaya memikirkan ulang keputusan kamu mutusin aku. Apalagi buat cowok norak kaya kamu. I know, this is all just a joke.
Aku tersenyum simpul “Ok! No problem,”
Aresh terdiam. Aku tau betul kalo itu adalah ekspresi terkejutnya dia “Well, I have to go,” aku mengambil tasku kemudian berlalu meninggalkan Aresh yang masih dalam kebisuan.
***
“Lo putus?” tanya Sera dengan ekspresi mata melotot.
Aku mengangguk sambil melihat nail art-ku yang sepertinya sudah harus diganti.
“Siapa yang mutusin?” suaranya menggebu-gebu. Aku hampir lupa, dia ini Miss Up To Date-nya kampus. Selalu mau tau tentang fakta dan gossip. Gue sempat pikiran, bagusnya Sera kuliah di jurusan Jurnalistik dibanding Ekonomi Managemen.
“Aresh,” jawabku enteng.
“What this was just a joke?”
“No, I told the truth,”
“Gila! Gila! How crazy you are! Kenapa lo biarin aja. Kalian itu couple charming-nya kampus. Robert Pattinson sama Kristen Stewart aja lewat tau nggak?” omel Sera menatap mataku lurus-lurus.
Aku membalas tatapannya “Nggak,”
Sera menggeram “Aya!” bentaknya.
“Gue yang putus kenapa lo yang sewot, sih?” aku balik membentaknya.
Sera mengerjapkan matanya dua kali “Tapi Ay…. Tapi....”
“Udah ah, gue mau pulang. Males banget gue dengerin omelan lo. Gue absen masuk kelas Pak Tora hari ini” potongku sebelum Sera ngomel ngaler-ngidul yang bakal bikin telinga aku kesemutan.
***
“Aya! Ayaka! Ayaka Kikuchi! Buka pintunya,”
Mama menggedor pintu kamarku. Sudah berapa lama? Aku nggak tau. Aku mengguliat sambil melihat jam weker-ku yang baru menunjukkan pukul 4 sore kemudian berjalan terseret-seret membuka pintu. Mama langsung menyerbu masuk sambil berkacak pinggang.
Aku bersender didinding dekat pintu “Apaan sih ma? Aku lagi enak-enakan tidur juga,”
“Kamu bolos kuliah?”
Pasti Sera deh yang ngelaporin hal nggak penting kaya begini. Aku tau mama nggak bakal ambil pusing kalo aku bolos. Toh, nggak masuk kuliahpun IP-ku tetap yang tertinggi.
“Iya, Aya capek. Pengen tidur,” jawabku sambil berjalan kembali ketempat tidur kemudian duduk manis.
“Aya! Dia apartemen depan ada keponakan papa kamu dari Jepang,”
“Oh! Anaknya om Akira? Udah datang ma?,”
“Iya, tadi pagi baru nyampe. Mamanya dia minta kamu berteman sama dia. Bisa kan kamu luangin waktu?”
Loh? Kalo dia sepupu aku, pasti banget lah aku mau temenan sama dia. Kenapa sih? Aneh banget mamanya dia itu.
“Siapa namanya ma?”
“Ryota Hanamura,”
***
Mama menyuruhku ngajak Ryota Hanamura makan malam dirumahku. Dia disini sendiri, jadi pasti ribet banget kalo masak sendiri. Apalagi dia cowok.
Aku setengah ragu mengetuk pintu apartemen ini. Gimana pun aku belum pernah ketemu sepupuku yang dijepang. Aku cuma numpang lahir di Jepang dan saat umur dua tahun aku langsung digotong ke Indonesia. Aku pernah ketemu om Akira sekali sewaktu beliau berkunjung ke apartemen baru kami, saat itu aku kelas 2 SMP. Namun akhirnya keberanikan tekatku. Kata mama dia bisa bahasa Indonesia.
“Ryota! Ryota Hanamura,” panggilku sambil mengetuk. Aku diam sejenak, terdengar suara langkah kaki tergesa-gesa.
Cklek!
Pelatuk pintu diputar. Timbulah seorang cowok yang…. entahlah! Tinggi, kulitnya pucat dan wajahnya… luar biasa tampan dengan mata… apa ini? tanpa ekspresi.. seperti… seperti mata robot. Mirip seperti mata robot wanita manusia asal jepang yang bernama Aiko dan Ryota adalah miniatur prianya.
“Rrr… Ryo… Ryota… Halo! Mamaku mengajakmu makan malam dirumahku,” ucapku susah payah untuk bertingkah senormal mungkin. Dia diam dengan matanya yang hanya menatapku, masih tanpa ekspresi. Lo orang dari planet mana, sih?
Aku tersenyum “Ayo! Mama dan Papaku sudah menunggu,” aku menarik tangannya… yang luar biasa hangat. Sangat bertolak dengan wajahnya yang dingin, kaku dan tanpa ekspresi.
“Ryota,” sapa papa saat kami sudah berada diruang makan apartemen-ku. Papa berdiri ingin memeluknya tapi Ryota keburu membungkukkan badannya. Papa jadi kagok dan dengan ekspresi bingung ikut membungkukkan badan.
“Ayo… silahkan duduk. Mari kita makan bersama,” ucap Papa dan Ryota segera mengambil duduk disebelahku.
“Ayo dimakan, Ryota,” ajak mama sambil meletakkan mangkok berisi nasi kehadapannya.
“Arigato, oba-chan (Terima kasih, bibi),” ucapnya sambil menundukkan kepalanya dan nada suaranya…….. datar.
“Dou itashimashite (sama-sama), jangan sungkan-sungkan. Anggap saja rumah sendiri,”
“Doumo arigatou gozaimasu, oba-chan (Terima kasih banyal, bibi),” katanya sambil menundukkan kepala lagi.
“Ayo makan,”
“Itadakimas!” ucap kami berempat hampir bersamaan.
Aku dan kedua orang tuaku sudah terkontaminasi budaya Indonesia. Hanya ucapan inilah yang menunjukkan kalau kami mempunyai darah jepang.
Makan malam berlangsung hening. Sesekali hanya ada suara dentingan sendok menghantam piring yang terdengar. Hanya Ryota yang makan memakai mangkok dan sumpit.
“Gochisousama deshita (Saya selesai makan),” ucap Ryota sambil meletakkan sumpitnya kesisi kanan mangkok. Dia kemudian membersihkan mulutnya dengan serbet. Aku menatap mama tak mengerti. Mama dan Papa kulihat sedikit kagok.
“Oh, sudah selesai?”
“HAI,” jawabnya “Boleh aku kembali?”
“Oo.. HAI.. Te kudasai,” papa mempersilahkannya pulang keapartemennya.
Sebelum kembali Ryota kembalu membungkukkan badan “Doumo arigatou gozaimasu, oba-chan, oji-chan,” kemudian berbalik pulang.
Sekarang aku mengerti mengapa ibunya Ryota memintaku berteman dengannya. Ok! I will do it.
***

TBC next chapter kritik dan saran ya...
mohon tinggalkan jejak :)
don't be silent reader :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Don't be silent reader !!!