Minggu, 13 Februari 2011

My Brother's Autism

Memiliki anak yg penyandang autis memang berat. Anak penyandang autis seperti seorang yg kerasukan setan. Selain tidak mampu bersosialisasi, penyandang tidak dapat mengendalikan emosinya. Kadang tertawa terbahak, kadang marah tak terkendali. Dia sendiri tdk mampu mengendalikan dirinya sendiri & memiliki gerakan2 aneh yg selalu diulang2.

Itulah yang terjadi pada kedua orang tuaku. Adikku terdeteksi menjadi penyandang autis saat berusia 3 tahun. Berbagai cara sudah dilakukan orang tuaku. Dari cara tradisional sampai cara medis dan obat-obatan. Namun tak mendapatkan perkembangan. Namun orang tuaku tak menyerah.


Saat mendengar ada sebuah tempat terapi untuk anak autis di Provinsi Jambi. Orang tuaku langsung mendatangi tempat tersebut. Dan saat disana orang tuaku memutuskan untuk mengasramakan adikku yang berusia 7 tahun.

Satu tahun berada disana. Sudah mulai banyak perkembangan. Adikku sudah bisa berbicara kata demi kata. Sudah bisa membaca dan berhitung. Dan sudah bisa mengingat nama orang. Dan yang paling menyenangkan lagi. Adikku mulai menunjukkan bakatnya yaitu bernyanyi. Subhanallah.

Sekarang adikuu berusia 10 tahun. Bakat adikku sudah berkembang pesat. Aldi mempunyai daya ingat yang kuat. Aldi sudah menghafalkan banyak lagu. Dia sudah sering ikut lomba bernyanyi. Dan sering diundang bernyanyi di Kantor Gubernur dan Balai Kota Provinsi Jambi.

Aldi
 

 Ibuku dan Adikku

Aldi dan Dik Doank di Kandang Jurank Doank.
Aldi diundang bernyanyi disana bulan Desember 2010

Aldi(tengah), Putri Jambi Grace Gabriella Binowo (kanan)

Pada tangggal 2 april 2011 ini. Aldi akan bernyanyi di hari Anak Autis Sedunia Di Gelora Bung Karno Jakarta.

 Oleh karena itu, saya ingin anak autis bisa berbakat seperti adik saya ini. Dan untuk para orang tua penyandang autis yang lain. Jangan pernah menyerah!!!.


Puisi

Suara Hati Seorang Autis

Lihat diriku
Seorang insan yang lahir dengan ketidaksempurnaan
Seorang insan yang “cacat” di tengah keramaian
Aku selalu sendirian dan kesepian

Lihat Diriku
Tak ada yang mampu mengerti bahasaku
Teman-temanku, saudaraku,
Bahkan orang tua ku sekalipun
Tiada mengerti bahasaku

Lihatlah aku
Aku menangis, meronta, memekik lantang
Namun, tak ada satupun diantara kalian yang mengerti aku
Aku hanya butuh belaian, kasih sayang,
layaknya manusia normal,

Tapi apa,
Kalian yang sempurna, hanya tertawa
diatas ketidak berdayaan ku, menghina ketidaksempurnaan ku
Dan kalian yang sempurna malah anggap aku gila

Kejam
Fikirku, kalian yang sempurna bisa lebih bijaksana
Ternyata akhlak kalian lebih parah dari penyakitku
Kesempurnaan kalian telah terkontaminasi busuknya dunia

Dengarkan aku,
Ini hanya secuil suara hatiku yang tak pernah kalian pahami
Aku memang kurang, aku memang cacat,
Aku memang terbelakang, aku autis!

Tapi,
Sesempurnanya kamu, bahagia dirimu, masih bahagia diriku
Sebab Tuhan menciptakanku dengan kepolosan hati
Tuhan membiarkankku tetap suci

Karena Tuhan tak ingin aku terkontaminasi
Bukan dari radiasi, virus ataupun bakteri
Tapi dari segala tetek bengek dan intrik duniawi

sumber puisi : http://www.kemudian.com/node/142148

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Don't be silent reader !!!